SEJARAH MUHAMMADIYAH PANAWUAN
IKTISAR MUHAMMADIYAH PANAWUAN
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Oleh K. H Ahmad Dahlan. Dalam beberapa kurun waktu kemudian, Muhammadiyah juga berdiri hingga di Aceh, Palembang, Makasar, Kalimantan dll, termasuk di Garut. Seperti persyarikatan yang lainnya Muhammadiyah juga memiliki beberapa otonom. Diantaranya, Pimpinan Muhammadiyah, Pimpinan Aisyiyah, Pimpinan Nasyi’atul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Muhammadiyah di Garut secara resmi berdiri pada tanggal 30 November 1923. Dengan surat ketetapan pimpinan pusat Muhammadiyah Yogyakarta nomor 18 sebagai pimpinan Muhammadiyah cabang (PMC) Garut. Tercatat beberapa nama sebagai perintis pendiri Muhammadiyah di Garut. Yaitu H. M Djamhari, Wangsa Eri, Masjamah, dan H. M Ghazali Tusi. Mereka itu yang telah mengusahakan berdirinya Muhammadiyah sejak awal tahun 1922. Berbarengan dengan upaya berdirinya Muhammadiyah di Jakarta. (Muhammadiyah Garut, 2018) Seiring dengan berkembangnya Muhammadiyah di Garut juga memiliki beberapa cabang diantaranya, yaitu cabang Panawuan, cabang Garut kota, cabang Wanaraja, cabang Banyuresmi, dan masih banyak cabang- cabang yang lain. Dalam kesempatan kali ini penulis akan memeparkan tentang keadaan cabang Muhammadiyah di Panawuan. Awal mula berkembangnya Muhammadiyah di Panawuan itu di karenakan pada zaman dulu ada sekelompok Orang yang masuk ke Panawuan untuk menyebarkan faham yang mereka anut yaitu faham Kristen, mereka menyebarkan Agama Kristen di Panawuan itu dengan cara datang setiap seminggu sekali. Mereka datang dengan berpura-pura menjadi pelanggan beras kepada para
petani yang ada di Panawuan, dengan cara seperti itu menjadi hal yang mudah untuk
mereka. Mereka menyebarkan faham Kristen kepada Masyarakat Panawuan khusunya para petani, karena dulu mayoritas Orang Panawuan menjadi petani, tidak hanya kepada petani saja tetapi mereka juga menawarkan kepada anak-anak yang ada di Panawuan dengan dalih di Sekolahkan oleh mereka, ada sebagian dari mereka yang tertarik akan tawaran itu. Akhirnya mereka terjerumus kepada niat jeleknya. Dan ada juga sebagian anak-anak yang dari Sekolah Muhammadiyah mereka pindah ke
Sekolah Kristen dengan alasan bisa tercukupi segala kebutuhan nya karna di beri oleh
Orang kristen itu. Untuk menolak atas apa yang di sebarkan oleh mereka maka ada seOrang sesepuh Panawuan ada yang berinisiatif untuk membrantas misi kristenisasi yang terjadi di Panawuan, beliau adalah H. Mukri seOrang pemuka agama di kampung Panawuan. menceritakan kasus ini kepada H. Djamhari, beliau adalah pendiri Muhammadiyah di Garut. Dalam diskusi mereka H. Djamhari megusulkan untuk meminta pendapat kepada H. Fajri beliau juga salah satu pejuang atas berdirinya Muhammadiyah di Garut. Setelah H.Mukri menceritakan tentang keadaan di Kampung Panawuan. maka muncul lah solusi dengan mengadakan pengajian di Panawuan, Pengajian di Panawuan ini berjalan setiap satu minggu sekali. Setelah rutin berjalan pengajian satu minggu sekali, H. Fajri mengusulkan lagi untuk membentuk Ranting Muhammadiyah di Panawuan. Ketika pengajian berlangsung ada seOrang mustami bertanya, Untuk apa di dirikannya Muhammadiyah di Panawuan ?
sebenarnya di dirikan Ranting Muhammadiyah itu bisa menjadi alat untuk menjaga Masyarakat agar tidak terjerumus terhadap faham yang di sebarkan Orang itu di Kampung Panawuan dan dengan adanya organsasi ini justru bisa memudahkan untuk menanamkan kebaikan pada seluruh warga Panawuan dan pada akhirya bisa mendirikan Sekolah Muhammadiyah untuk memperbaiki mental warga Panawuan supaya tiak mudah di isi dengan sekuler dari luar.
Dalam hal inilah menjadi pembuktian Firman Allah SAW dalam surat Ali Imron Ayat 104 bahwa harus ada golongan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Berikut ayat Allah yang mengharuskan menyeru kebaikan.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah Orang- Orang yang beruntung. (QS. 3:104) Terjawab sudah mengapa Muhammadiyah menjadikan surat Ali Imrom ayat 104 ini menjadi semangat untuk mendirikan organisasi, karna dengan semangat bersama diwadahi dengan persyarikatan menjadikan pergerakan itu jauh lebih kuat dan sistematik untuk menyadarkan Orang banyak. Islam mengajarkan untuk berbuat sebaik mungkin kepada Orang lain, memberikan manfaat, memberikan kasih sayang, dan mengharuskan mencari ilmu sebanyak banyaknya. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan melainkan supaya kita lebih berguna lagi kepada Orang lain. Dengan semangat supaya kejadian kristenisasi yang hampir hinggap di Panawuan tidak terulang lagi sepatutnya umat Islam harus jauh memahami lagi terhadap Al-Quran dan Assunah sebagai pegangan mutlak umat Islam. Dalam hal ini membuktikan kontribusi organisasi menjadi berpengaruh untuk mewadahi Orang yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah daripada yang munkar, membentuk segolongan umat menjadi jawaban utama menciptakan kekuatan kolektif supaya golongan itu lebih baik lagi. Buktinya dengan didirikannya Muhammadiyah justru mampu mencetak pribadi muslim yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia dengan dalih didirikannya Sekolah sebagai pencetak pribadi muslim itu.
Hilmi Hikari (Bendum IPM Cabang Panawuan 2018-2020)
Sumber : Bapak Ejet Sudrajat
Baca Artikel Selanjutnya
http://penaipmpanawuan.blogspot.com/2018/12/sejarah-perubahan-nama-irm-ikatan.html
http://penaipmpanawuan.blogspot.com/2018/09/berorganisasi-untuk-merubah-mindset.html
Baca Artikel Selanjutnya
http://penaipmpanawuan.blogspot.com/2018/12/sejarah-perubahan-nama-irm-ikatan.html
http://penaipmpanawuan.blogspot.com/2018/09/berorganisasi-untuk-merubah-mindset.html
👉
BalasHapus